Anggota Komisi XI DPR RI H Willgo Zainar mengatakan pelemahan nilai
tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang terjadi hingga saat ini
menambah nilai utang luar negeri Indonesia sebesar lima persen.
"Saya
tidak ingat pasti berapa total utang Indonesia saat ini, tapi yang
jelas dengan nilai jual Rp13.000 per dolar AS, atau lebih tinggi dari
dari target APBN sebesar Rp12.500 per dolar AS, utang Indonesia
bertambah sekitar lima persen," katanya ketika dihubungi di Mataram,
Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu (22/3/2015).
Nilai tukar rupiah
yang ditransaksikan antar bank di Jakarta, Jumat sore (20/3/2015),
bergerak melemah sebesar 80 poin menjadi Rp13.115 dibandingkan
sebelumnya di posisi Rp13.035 per dolar AS.
Ketua DPD Gerindra
NTB, ini mengatakan utang luar negeri Indonesia juga mempengaruhi nilai
tukar rupiah terhadap dolar AS, sebab pengembalian utang tentu
menggunakan mata uang dolar AS.
Menurut Willgo, dari beberapa rencana pembiayaan infrastruktur yang pasti diharapkan dari utang luar negeri.
Namun,
jika memang harus mengandalkan utang luar negeri, pihaknya berharap ada
suatu penetapan harga terhadap konversi rupiah terhadap dolar AS,
sehingga ketika mengangsur pembayaran utang luar negeri Indonesia tidak
mengalami fluktuasi, yang berdampak seperti saat ini.
"Sekarang
ini ekonomi Indonesia tertekan," ujar Willgo yang juga menjabat sebagai
anggota Badan Anggaran DPR RI dari Fraksi Gerindra.
Ia mengatakan
pemerintah Indonesia bisa saja tidak menambah utang luar negeri untuk
membiayai pembangunan infrastruktur. Caranya dengan melakukan penjualan
obligasi pemerintah, seperti sukuk ritel dan sebagainya.
Dengan
begitu, pemerintah memperoleh dana dalam bentuk rupiah dengan harga yang
relatif lebih aman dari masyarakat secara nasional.
"Kalau dana yang dihimpun masyarakat relatif besar, tidak perlu melakukan pinjaman ke luar negeri," katanya.
Pemerintah
Indonesia kembali melakukan penjualan surat berharga di pasar perdana
pada 2015 sebagai agen penjual surat berharga syariah negara, yaitu
sukuk negara ritel seri SR-007, sebagai salah satu instrumen menghimpun
dana untuk pembiayaan pembangunan.
Penjualan sukuk negara ritel
seri SR-007 itu dilakukan melalui sejumlah bank badan usaha milik negara
(BUMN) dan swasta di dalam negeri.
Penawaran investasi sukuk
negara ritel seri SR-007 ini merupakan peluang yang sangat menarik
karena terdapat beberapa keuntungan, diantaranya pembayaran
imbalan/kupon dan nilai nominal sukuk negara ritel seri SR-007 dijamin
oleh Undang-Undang (UU) Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dan UU
Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) setiap tahunnya, sehingga
tidak mempunyai risiko gagal bayar.
Sumber : http://www.suara.com
bagus bangeettttt
BalasHapuskunjungi blog saya http://agungpendaki-gunung.blogspot.com
Terima kasih :)
Hapusikuti postingan dari kami selanjutnya pak de...
mantap
BalasHapus